Mahasiswa Fakultas Pertanian Melakukan Penghijauan Pantai Kota Ternate dengan Pohon Capilong (Calophyllum inophyllum)


Faperta.unkhair.ac.id. Mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian yang dikoordinir oleh Zikir Mapato, ketua Himpunan mahasiswa Ilmu Tanah (HIMAITA), melakukan aksi penanaman tanaman Capilong di kawasan kampus Unkhair dan pantai di Kelurahan Fitu pada Hari Sabtu dan Minggu kemarin, tanggal 3 dan 4 November 2018. Kegiatan penghijauan ini bertemakan “one student one Capilong tree”. Kegiatan penghijauan ini selain merupakan bagian dari pelaksanaan praktek lapang untuk Mata Kuliah Konservasi Tanah dan Air yang disajikan pada semester V dengan koordinator tim pengajar DR Ir. Lily Ishak, M.Si., M.Nat.Res., juga merupakan program tahunan HIMAITA Fakultas Pertanian Unkhair. Oleh karena itu, dalam aksi ini, seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah turut serta terlibat dalam penanaman Capilong.

Gambar 1. Penyerahan bibit capilong kepada Lurah Fitu Kota Ternate

Aksi penanaman Capilong ini juga dihadiri oleh Lurah Kelurahan Fitu Kota Ternate, Bapak Yudi Yanto Yusuf, S.IP, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Gunawan Hartono, M.Sc, dan Ketua Program Studi Ilmu Tanah, Erwin Ladjinga, M.Sc, dan anggota tim pengajar MK Konservasi Tanah dan Air, Idris Abdul Rachman, M.Si. Bapak Yudi menyambut dengan baik kegiatan mahasiswa Ilmu Tanah untuk melakukan penghijauan di “Pantai Doi Seribu” Kelurahan Fitu, dimana aksi ini sejalan dengan program tahunan beliau dalam membangun Kelurahan Fitu. Tampak pada Gambar 1 Bapak Lurah sedang menerima bibit Capilong dari Ibu DR Lily Ishak, dan penanaman Capilong dilakukan di Pantai Doi Seribu (Gambar 2).

Gambar 2.  Penanaman Capilong di Pantai Doi Seribu Kelurahan Fitu Kota Ternate

Gerakan penanaman Capilong oleh HIMAITA Unkhair bertujuan selain untuk menghijaukan kawasan pantai serta memproteksi kawasan pantai dari erosi (abrasi) dan badai angin, juga untuk mendukung program ketahanan energi nasional. Hal ini terkait dengan adanya kecenderungan menurunnya supply energi yang berasal dari fosil (bahan bakar minyak tanah dan solar) akibat dari menipisnya cadangan bahan bakar fosil. Masyarakat Indonesia terutama di wilayah kepulauan seperti Maluku Utara yang sangat tergantung pada bahan bakar minyak tanah untuk keperluan memasak dan kebutuhan lainnya kini sudah mulai merasakan kesulitan memperoleh bahan-bahan bakar tersebut. Oleh karena itu, pengembangan sumber energi terbarukan dari biomassa merupakan satu solusi alternatif yang perlu didukung guna mengantisipasi kekurangan energi di wilayah kepulauan. Capilong yang adalah tanaman lokal (native vegetation) yang tumbuh secara alamiah di sepanjang pantai pulau-pulau di Maluku Utara merupakan sumber energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan bakar minyak tanah dan solar.

Melalui gerakan penghijauan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah diharapkan dapat memberikan manfaat dengan meningkatnya populasi Capilong dan ketersediaan bahan baku pengganti minyak tanah dan solar. DR Lily Ishak *Humas


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *